Pakaian sebenarnya adalah hal yang sangat dibutuhkan karena termasuk kebutuhan primer, selain pangan, papan dan kita ketahui setiap orang keluar rumah akan menutupi anggota tubuhnya dengan pakaian, kecuali orang gila.
Disamping sebagai penutup tubuh pakaian juga bisa mempengaruhi penampilan seseorang bisa lebih menarik atau bahkan bisa lebih tidak menarik.
Nah tentu saja untuk memenuhi kebutuhan pakaian penduduk yang selalu bertambah pastilah ada industri atau pabrik skala besar sehingga bisa memenuhi kebutuhan ratusan juta manusia.
Akan tetapi ternyata pengelolaan industri atau pabrik pakaian ternyata tidaklah mudah, dan apabila tidak dikelola dengan manajemen yang baik akan bangkrut alias gulung tikar, seperti yang terjadi baru-baru ini ,yaitu PT Sritex yang berlokasi di Sukoharjo , karisidenan Surakarta per tanggal 1 Maret 2025 ditutup karena dinyatakan pailit, padahal perusahaan tersebut pada beberapa dekade merupakan perusahaan tekstil terbesar di Asia Tenggara dan menguasai pasar dunia, mengapa bisa sampai sepatah ini ? untuk permasalahan sudah kami bahas di artikel sebelumnya ,silahkan baca artikel ini :
Nah tentu saja dengan ditutupnya PT.Sritex akan berdampak luas bagi kehidupan masyarakat Sukoharjo ,Solo dan sekitarnya karena PT.Sritex memiliki jumlah karyawan yang tidak sedikit dikisaran 10.000 , dan efek dari kejadian ini tentu saja karyawan sangat terpukul, andaikan saja ada karyawan yang sudah berkeluarga memiliki 2 orang anak setidaknya ada 4 orang dalam satu keluarga , kemudian apabila 70% yang sudah berkeluarga, 28.000 plus yg belum berkeluarga misal sekitar 3.000 sehingga 31.0000 orang yang secara langsung dan tidak langsung berhubungan dengan perusahaan akan merasakan kesusahan ini, belum lagi para masyarakat sekitar yang memilki usaha warung makan ,tentu saja ini juga akan mempengaruhi penghasilan mereka , kemudian para supplier yang biasa mensuplay barang-barang kebutuhan proses produksi tentu saja juga kena dampaknya.
BACA JUGA ARTIKEL BERIKUT : CARA MEMPERSIAPKAN DI PHK
Yang menambah semakin prihatin adalah pas kebetulan memasuki bulan puasa, yang tentunya masing-masing keluarga membutuhkan pengeluaran ekstra lebih lagi saat akan mendekati hari lebaran nanti, padahal sudah merupakan tradisi apabila memasuki bulan puasa atau lebaran para pedagang tidak punya rasa peduli akan menaikan harga-harga barang seenaknya,memanfaatkan momen disaat orang memenuhi kebutuhan untuk ibadah puasa.
Mengapa ya kok tidak ada pemahaman bagi para pedagang bahwa bulan puasa itu semua amalan baik akan dilipat gandakan pahalanya dan diakhirat akan mendapatkan balasan surga ? tentunya apabila bisa memahami hal tersebut justru di bulan puasa itu untuk berlomba-lomba sodaqoh ,bisa dengan justru menurunkan harga , sehingga membuat orang lain senang dan akhirnya mendapatkan pahala.
Sebenarnya perusahaan tekstil sebelum kejadian Sritex sudah banyak yang gulung tikar alias bangkrut, tapi karena Sritex ini perusahaan besar maka beritanya sangat santer.
Disamping perusahaan tekstil masih ada banyak perusahaan lain yang terpaksa menutup usahanya , baik dalam negeri maupun luar negeri , seperti yang baru-baru ini diberitakan adalah PT.Sanken , PT.Yamaha Musik , dan dunia perbankanpun yang sumbernya uang berputar juga mengalami kebangkrutan , di Amerika sendiri ada perusahaan raksasa yang bergerak bidang bahan bakar minyak pun dinyatakan bangkrut, bahkan Google yang sangat merajai dunia internet pun melakukan PHK beberapa karyawan.
Dari kesemua peristiwa tentu akan mempengaruhi daya beli masyarakat, dan bisa juga akan berdampak negatif akan meningkatnya kejahatan demi isi perut untuk mempertahankan hidup, hal seperti ini yang sangat dikhawatirkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Buka terus info, ambil artikel bermanfaat,sebarkan ke semua orang,
Untuk mencari artikel yang lain, masuk ke versi web di bawah artikel, ketik judul yang dicari pada kolom "Cari Blog di sini " lalu enter