Sedang viral di dunia Online maupun layar kaca berita yang menghebohkan jaded raya perceramahan baik di jejaring social medsos seperti Facebook, Instagram, X Tik-Tok, mengenai seoranag penceramah kondang yang mengatai dengan kata-kata yang tidak pantas kepada Bapak penjual Es Teh keliling yaitu Bapak Sunhaji, dalam acara pengajian di tempatnya salah satu tokoh yang berlokasi di daerah Magelang beberapa waktu lalu.
Dengan kejadian tersebut berbagai komentar dilontarkan oleh netizen dan menyudutkan sang penceramah dengan kata-kata pedas, bahkan ada yang bilang Gus Miftah bukanlah Ustadz bukan Kyai, karena kata-katanya tidak patut dicontoh yang sangat merendahkan kepada penjual Es The keliling tersebut, tentunya Bapak Sunhaji pastilah sakit hati sebagai manusia yang berjuang mencari nafkah demi menafkahi keluarganya dengan cara berjualan secara halal, Rosululloh juga merupakan pedagang , berjualan, jadi memang tidak pantas apa ang dilakukan oleh Gus Miftah terhadap umat.
SILAHKAN NUNUL VIDEO INI : WEJANGAN UNTUK GUS MIFTAH
Tak pelak lagi akhirnya jejak digital Gus Miftah diburu para netizen dan untuk mengkuliti perilaku dalam cara berceramah sebagai ganti kata berdakwah, karena seperti kurang pas kalau berdakwah dengan bahasa yang tidak baik, yang seharusnya menjadi contoh bagi masyarakat, nah apa sih tujuan berceramah dalam dakwah ? ingin terkenal ? ingin dianggap pintar ? ingin lucu ? ingin mencari uang dengan menjual agama ?
Ceramah dan dakwah tentunya memilki tujuan aslinya,agar manusia yang mendengarkan akan menjadi memilki sifat lebih baik syukur benar-benar menjadi orang baik, kalau bidang agama Islam tentunya agar bisa mencegah kemungkaran,bisa semakin meningkatkan iman dan taqwa, sehingga bisa beribadah dengan benar, untuk bekal kehidupan yang kekal abadi, jadi dalam penyampaian berceramah harus memilki pondasi luhur, sehingga akan hati-hati saat bertutur kata, dan semua berdasarkan dalil yang benar sesuai tuntunan Rosululloh dan hal yang perlu diketahui bahwa Rosululloh dalam berdakwah menyampaikan kebenaran dengan tutur kata yang lembut, bahkan ada dalil yang menyebutkan sesungguhnya Muhammad adalah contoh yang baik, bahkan Alloh juga menegur kepada Nabi Muhammad yang artinya : hai Muhammad, lemah lembutlah, niscaya apabila engkau kasar maka akan melarikan / berpaling umat darimu, apakah Gus Miftah mengetahui dalil ini ?
Apabila dibaca dari berbagai sumber berita online bahwa Gus Miftah adalahmerupakan garis keturunan dari Raden Patah, mestinya tutur katanya halus, tidak seperti yang diucapkan kepada Yati Pesek dan Pedagang es teh.
Memang dalam berdakwah perlu adanya selingan kelucuan untuk menarik dan menghilangkan kekakuan sehingga apa yang akan disampaikan menjadi terkesan, akan tetapi semua ada aturan dan etikanya, tidak boleh sembarangan, kalau para sesepuh punya istilah,:PAPAN, EMPAN, ADEPAN
Papan, yang dimaksud tempat, yaitu tempat dimana kita berbicara pada lingkungan orang-orang seperti apa, Empan maksudnya kata-kata yang bagaimana yang harus kita sampaikan agar tidak menyinggung perasaaan orang, Adepan adalah dengan siapa kita bicara tidak asal njeplak istilahnya karena kita menghadapi orang banyak yang memilki karakter berbeda-beda.
Hal yang perlu diperhatikan bahwa dalam melakukan guyonan itu tetap harus ada aturanya yaitu tidak boleh merendahkan, tidak boleh menecla kondidi fisik seseorang yang untuk guyonan, karen aitu akan menyakiti hati dan sangat membekas dalam hati, dan dengan guyonan yang menyinggung kondisi fisik seseorang adalah guyonan menandakan bahwa yang tidak berkualitas, dan menandakan yang melakukan guyonan bukanlah orang yang terdidik dan tidak memiliki ilmu madani.
Kata-kata yang terlontar dari mulut adalah bagaikan peluru yang telah ditembakan dan tidak bisa ditarik kembali, ada wejangan dari nenek moyang :
AJINING DIRI ONO ING LATHI, AJINING ROGO ONO ING BUSONO
Aji artinya penghargaan dan Lathi adalah mulut dalam kontek untuk berbicarasedangkan rogo adalah badan , busono adalah pakaian, sehingga kita akan dihargai oleh seseorang tergantung kata-kata yang kita ucapkan menggunakan mulut kita, dan juga pakaian yang menempel dianggota badan apabila pakaina kita sopan sesuai norma maka orang juga akan menghargai kita.
Alloh itu maha erkehendak dan memilki kekuasaan untuk menentukan nasib makhlukNya, dengan cadaan tersebut akhirnya memang bisa mengangkat derajat pak Sunhaji dan membuat banyak yang simpati dan punya empati karena tersakiti, sedangkan untuk Gus Miftah dimata para netizen menjadi jatuh harga diri karena dicaci maki dan dianggap tidak punya empati, nah ini semua sebagai pengingat untuk siapa saja yang berbicara di depan public agar bisa mengontrol diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Buka terus info, ambil artikel bermanfaat,sebarkan ke semua orang,
Untuk mencari artikel yang lain, masuk ke versi web di bawah artikel, ketik judul yang dicari pada kolom "Cari Blog di sini " lalu enter