November 10, 2024

SOLUSI POLEMIK SUSU DAN PRODUK PERTANIAN LAINYA

Ramai diberitakan pada media online bahwa peternak sapi perah membuang ribuan liter susu sapi segar di tempat pembuangan sampah , bahkan yang lebih ekstrim yaitu dilakuakn mandi susu di atas mobil pick up.

Sebagiamana  diketahui itu dilakukan oleh peternak dan pengumpul susu di daerah Pasuruhan , Jawa Timur dan Boyolali, Jawa Tengah, tentu saja ini mengundang keprihatinana, penyebab itu dialkukan oleh karena ada pembatasan pembelian oleh pabrik olahan susu sehingga susu yang tidak tertampung tidak ada jalan keluarnya, membuat mereka melakukan aksi tersebut.

 Ada rumor yang beredar dari pendapat para peternak bahwa kejadian tersebut karena adanya impor susu yang dilakukan oleh pemerintah, sehingga pabrik lebih memilih menggunakan susu impor dalam prosesnya, mungkin kualitas susu impor lebih bagus atau lebih murah juga belum diketahui kepastianya, apabila alasan ini tentu saja ini akan sangat merugikan peternah sapi perah, namun sebenarnya tindakan membuang susu bisa dialihkan untuk hal yang lebih bermanfaat misalnya dijual ke masyarakat dengan harga murah yang setidaknya akan mendapatkan uang dan tidak mubadzir, maaf saja dengan cara dibuang seolah tidak mensyukuri rezeqi yang diberikan oleh Tuhan, akan sangat beruntung apabila Tuhan tidak marah kedepanya, sehingga disaat susu sangat dibutuhkan justru sapinya tidak bisa diperah, tentu hal seperti ini tidak kita kehendaki, atau apakah memang pasaran susu kemasan pabrik mengalami kelesuan dalam pemasaranya yang disebabkan kurang minatnya masyarakat mengkonsumsi susu, karena mungkin sebagian besar masyarakat saat ini minum susu bukan merupakan kebutuhan pokok, masih dianggap makanan mewah, sedangkan kondisi eknomi  masyarakat saat ini sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja.

 BERIKUT TANGGAPAN DARI PETERNAK SAPI PERAH YANG BEREDAR DI MEDIA FACEBOOK DENGAN NARA SUMBER WIDI ASTUTI :

"Mbak, kenapa susunya dibuang percuma? Mending disedekahkan aja biar lebih bermanfaat."

"Mbak, kenapa gak dijual murah aja? Kan lumayan tetep dapat duit meskipun seuprit daripada enggak sama sekali."

"Mbak, kenapa nggak dibikin yogurt kek, keju kek, kefir kek, apa kek. Kreatif dikit gitu lho."

Dan sebagainya, dan sebagainya....

Hadeeeehhh, emang paling enak kalau nyacat dan cuma ngomong doang. 

Sini, sini pada ngumpul semua. Biar bisa faham mengapa peternak memilih membuang susu segarnya.

Jadi begini, kalau masalah sedekah, tanpa disuruh pun kami sudah gerak. Yang sudah berteman lama pasti faham ya kalau kegiatan kami mayoritas menyalurkan sedekah.

Tapi masalahnya adalah kuota susu banyaaaaakkkkkkkk sekali. Bisa bayangin gak sih kalau hampir satu gunung Merbabu itu warganya memelihara sapi perah semua?  Bisa bayangin gak berapa ton susu yang diproduksi? 

Bisa bayangin gak gimana gempornya kalau kudu nyedekahin semua? Butuh berapa tanki? Butuh berapa alat transportasi? Berapa besar biayanya? Duitnya darrriiiii mannnaaaaaa????

Asli eneg banget dengan komen asal njeplak yg nyuruh nyedekahin susu. Tanpa disuruh pun kami sudah gerak nyedekahin susu semampu kami. Tak hanya untuk Ponpes umat Islam. Tapi juga mengantarkan sedekah susu tersebut ke Panti Wredha Salib Putih. 

Terus ada yang nyuruh menjual obral susu aja.
Iya tau banget mending dijual daripada dibuang. Anak SD juga tau.

Masalahnya adalah siapa yang mau beli susu berton-ton? Padahal kalau nggak cepet-cepet dijual dan dimasukkan ke freezer, susu bakal basi. Susu segar itu cepat basi. Sehingga butuh penanganan khusus jika harus dijual dalam jangka waktu lama dan jarak jauh.

Terus ada yang komen juga kudu dibikin keju lah, yogurt lah, kefir lah, embuh lah.

Wooiiiiii Painem, belajar bikin produk turunan susu itu butuh waktu. Juga butuh keahlian tertentu. Bukan asal simsalabim langsung jadi. 

Sorry jadi esmoni. 

Lah, soale netijreng malah memojokkan dan sok tau. Padahal kami yg disini lebih faham bagaimana harus memperlakukan susu agar kualitas terjamin.

Asal tau aja, sudah sekitar 10 hari peternak susu area Merbabu menangis. Karena setoran susu ke KUD dibatasi. 

KUD membatasi jumlah setoran juga karena pabrik membatasi kuota setoran. Dan ini semua gara-gara IMPOR SUSU !!!

For your information, bahwa 80% susu segar yang masuk pabrik itu adalah susu impor. Jadi peternak lokal hanya mendapat jatah 20% saja. Ngeri gak sih? Kayak jaman VOC aja. 

Bisa bayangin gak betapa nelangsanya peternak susu? Sudah capek-capek ngarit, mandiin sapi, mbersihin kandang, memerah susu pagi & sore terus setelah itu susunya nggak laku...

Capek? Iya pastilah mereka capek lahir batin....nangis darah....serasa dikhianati oleh bangsa sendiri....
 SILAGKAN BUKA VIDEO INI 

NAH MENANGGGAPI HAL TERSEBUT DI ATAS BAGAIMANA ? COBA DENGAN SOLUSI BERIKUT INI :
 1.       Pemerintah setempat harus ikut memberikan bantuan dari dinas peternakan yang bekerjasama dengan perindustrian, untuk bisa mengolah susu hasilproduksi lokal, entah dengan cara menjalin bekerja sama antara produsen susu dengan home industri seperti industri roti, makanan ringan atau jajanan yang bisa dicampuri susu, atau ada cara mengolah susu menjadi keju, diolah menjadi susu kemasan seperti susu kental manis, tentu saja ini melibatkan lembaga-lembaga penelitian oleh akademisi dibidang ahli gizi untuk melakukan eksperimen pengolahan susu , hasilnya diinformasikan kepada masyarakat sekitar peternak sapi perah, yang akhirnya memiliki daya jual kepada masyarakat.

2.       Apabila kejadian tersebut merupakan akibat impor susu, perlu dipertanyakan, mengapa pemerintah melakukan hal tersebut ? apakah kualitas susu impor lebih bagus,ini tugas para penilti atau Litbang untuk mengetahui mengapa susu impor lebih bagus ? bagaimana caranya agar susu lokal bisa menyamai kualitas susu imor,syukur lebih bagus, entah dengan cara memberikan asupan makanan kepada sapi perahnya sehingga bisa menghasilkan susu yang berkualitas bagus, kemudian pemerintah membuat aturan bahwa pabrik pengolah susu harus menggunakan susu lokal

3.       Para wakil rakyat , pejabat daerah samapi pusat yang meliputi pemimpin wilayah, para anggota dewan harus bisa merangkul  dan bekerjasama dengan dinas peternakan, dinas kesehatan, dinas perindustrian,sekolah-sekolah kejuruan untuk melakukan inovasi-inovasi pengolahan hasil produk pangan,  sehingga bisa  memberikan jalan keluar bagi masyarakat tidak hanya masalah susu saja ini, seperti kejadian beberapa produk pertanian Tomat dan Cabai, disaat para petani panen mengapa justru hasil panenan tidak terjual, bahkan dibuang-buang, hal sepertiini para peneiliti di bidang kesehatan dan pangan mestinya bisa bekerja memberikan solusi hal seperti ini.

Menteri perdagangan mestinya dipilih orang yang benar-benar bisa membantu memperdagangkan produk lokal syukur bisa untuk di eksport, Menteri Perindustrian mestinya yang bisa menggerakan industri pangan yang dihasilkan produk dari kinerja menteri pertanian dan peternakan, tentu saja menteri pertanian harus bisa menciptakan produk pertanian yang bisa memenuhi kebutuhan pangan nasional syukur bisa surplus dan diekspor.

JADI PEJABAT ITU HARUS BEKERJA UNTUK NEGARA BUKAN HANYA UNTUK KELUARGA DAN SAUDARA.

Apabila hasil produksi masyarakat bisa diolah menjadi barang yang memilki nila jual tentu saja akan meningkatkan pendapatan masyarakat, yang Negara juga akan mendapatkan masukan dari pajak rakyat,

 #presiden
#susu
#boyolali
#Pasuruhan
#meneteri pertanian
#menteri perdagangan
#menteri perindustrian
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Buka terus info, ambil artikel bermanfaat,sebarkan ke semua orang,
Untuk mencari artikel yang lain, masuk ke versi web di bawah artikel, ketik judul yang dicari pada kolom "Cari Blog di sini " lalu enter