Selama Timnas Indonesia mengikuti kejuaraan Toulon Cup yang diselenggarakan di Perancis, kali ini adalah yang ke 3 kali, pertama pada tahun 2017 dan 2022 yang mana dari laga tersebut Indonesia pernah menang 1 kali dan imbang 1 kali,dan menduduki peringkat ke 10, pada keikut sertaan kali ini yang dikepalai pelatih Indra Sjafri menjadi bulan-bulan dari Negara lain, bahkan bisa dibilang babak belur, bagaimana tidak pada laga perdana dihajar Ukraina dengan skor telak 0-3, kemudian pada laga ke 2 lagi-lagi dipecundangi Panama dengan skor lebih parah lagi yaitu 0-4, yang terakhir kemarin sore dihajar Jepang dengan skor juga sangat telak 1-4 dan baru perdana bis mencetak gol melalui titik pinalti.
Note : Gambar tangkap layar dari reel acun IG Indra Sjafri official
Melihat dari statistic dengan kemasukan 11 gol dan hanay memasukan 1 gol, jelas ini hasil yang terburuk selama Indonesia mengikuti tournament Toulon Cup, dari segi permainan memang untuk timnas kali ini sangat tidak bagus, bahkan secara kualitas sangat jauh dari tim-tim yang sudah dihadapi, bisa dibilang tertinggal jauh 3 tingkat, masih banyak sekali kelemahanya diantaranya , koordinasi antar pemain, cara menutup pergerakan lawan, kontrol bola yang tidak lengket, sangat panik saat dipresing, kalah cepat mengambil keputusan sehingga bola mudah diserobot lawan, masih sering salah pengertian, antar pemain, sangat sulit keluar dari tekanan, masih sangat kurang kemampuan teknik dalam merebut bola dari lawan, begitu mendapatkan bola tidak tahu mau dikirim kemana bola, para pemain sering menumpuk bergerombol, sehinga justru sering salah pengertian untuk mengambil bola, cara bertahan masih kebingungan, cara membangun serangan juga tidakjelas, sangat mudah dibaca lawan untuk diintesep, memang pemian ini belum pernah main bersama, karena terdiri dari para pemain baru dan ada beberapa yang merupakan pemain naturalisasi.
Apabila tim ini adalah akan diproyeksikan untuk timnas senior selanjutnya Indra Sjafri harus bekerja keras untuk melakukan perbaikan total, baik teknik, stamina koordinasi antar pemain, mental, cara kontrol bola, cara passing yang benar,cara berfikir dengan cepat untuk mengmabil keputusan dan masih banyak lagi.
Ini sangat jauh berbeda dengan tim U-20 yang dilatih Shin Tae Yong,mereka sudah sering main di klub meskipun jga masih ada kelemahan, akan tetapi tidak separah tim yang ditangani Indra Sjafri kali ini, memang Toulon Cup hanyalah turnamen untuk menjajal pemain, namun apabila melihat permainan kali ini benar-benar jauh dari harapan apabila tidak ditangani dengan serius, maka program naturalisasi untuk skuad ini tidaklah berhasil.
BUKA JUGA ARTIKEL INI : TIMNAS DIHAJAR UKRAINA
PSSI harus menentukan langkah ke depan dalam membangun sepakbola Indonesia, jangan sampai program naturalisasi hanya percuma tidak menghasilkan apa-apa, juga jangan diabaikan pembianaan pemain non naturalisasi,harus ada program untuk menopang perkembangan dan kemajuan para pemain non naturalisasi, saat ini untuk timnas senior sudah menunjukan peningkatan signifikan, akan tetapi sangat sedikit pemain dari kompetisi domestic atau Liga yang bisa masuk skuad Timnas Nasional, maka dari itu para pengelola dan pelatih Klub harus bisa memberikan program latihan yang bisa meningkatkan performa para pemainya, karena realitanya juara Liga Indonesia masih kalah dengan Negara-negara lain ini sangat kelihatan disaat pertandingan piala asia antar klub, sangat mencolok sekali kekurangan dan kelemahanya.
Harapan kami Sepak Bola Indonesia benar-benar bisa tampil di piala Dunia, dan untuk para pecinta bola harus bersatu mendukung program-program PSSI demi harimnya Negara Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Buka terus info, ambil artikel bermanfaat,sebarkan ke semua orang,
Untuk mencari artikel yang lain, masuk ke versi web di bawah artikel, ketik judul yang dicari pada kolom "Cari Blog di sini " lalu enter