HARI RAYA IDUL ADHA ATAUPUN IDUL FITRI HARUSKAH SAMA DENGAN DI ARAB ?
Kita diciptakan sebagai umat manusia sebagaiman firman Alloh :
Wama kholaqtul jinna wa insa ila liya’ buduni yang artnya : tidak Aku ( Alloh ) ciptakan Jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepadaKU ( Alloh ).
Mengacu dari dalil tersebut bahwa kita dimuka bumi ini dengan segala kesibukan duniawi tentu tidak boleh meninggalkan kewajiban sebagai makhluk ciptaan Alloh, untuk itu tidakboleh meninggalkan ibadah terutama yang wajib karena semua pengamalan ibadah nantinya akan di hisab atau diperhitungkan saat hari akhirat, yaitu hari setelah berakhirnya kehidupan dunia secara total.
Amal ibadah kita adalah yang akan menentukan kita dimasukan ke dalam surga atau neraka,dan hal yang harus diketahui bahwa surge adalah polnya kenikmatan dan surge adalah polnya siks44n, tentu saja kita ingin hidup yang nikmat bukan ?
Siapa yang akan dimasukan surge ? apakah semua manusia akan diamasukan surga ? dalam Al Qur’an surat An Nisa ayat 13 berbunyi : Man yu’tiiaha wa Rosullahu yudkhilkhujannatin yang artiang barangsiapa yang taat kepada Alloh dan RosulNya maa akan diamsukan ke dalam surge, dan masih dari surat yang sama ayat 14 yang bunyinya : wa man ya’siillaha wa rosullahu wa yada khududahu yudkhilkhu naro yang artinya dan barangsiapa yang menentang aturan atau hkum Alloh dan Rosululloh maka akan dimasukan ke dalam Neraka.
Bagaimana agar kita bisa memenuhi kriteria masuk surge ? tentu saja kita harus mengamalkan perintah Alloh dan Rosululloh dan menghindari hukum-hukum larangan Alloh dan Rosululloh, tentunya ini kita bisa ketahui apabila kita mengaji untuk bisa mengerti isi dalam Al Qur’an dan Al Hadist sehingga kita bisa beribadah dengan benar sesuai perintah Alloh dan Rosululloh.
Kembali ke judul, tentang ibadah , kita sebagai umat islam ada ibadah sunnah namun ang pahala sangat besar yaitu Solat Idul Fitri dan Idul Adha, namun ad sesuatu yang sedikit mengganjal dimana pelaksanaanya di Indonesia ada yang berbeda padahal dalam satu tempat wilayah, terus mana yang akan diterima oleh Alloh ? kita kembalikan ke dalil-dalil yang ada yaitu ya mengikuti perintah Alloh dan Rosululloh, perbedaan mestitidaklah terjadi apabila semua dikembalikan ke dalilnya, misal penentuan tanggal hijriah, sebenarnya dalam Al Qur’an Alloh memerintahkan untuk penentuan tanggal adalah melihat hilal, dan ini juga yang dilakukan oleh Rosululloh, seperti dalam Idul Adha tahun 2023, kalau kita taat perintah Alloh kita ikuti saja firmaNya : Ati’ulloh wa ati’urosulla wa ulil amri minkum, dalam kontek ini ulil amri adalah pemerintah yang mewakilkan ke kementrian agama karena kementrian agama adalah terdiri orang-orang ahli dalam ilmu agama , sehingga yang berhaq menentukan ijtihad berdasarkan pengamatan dan musyawarah.
Kita ambil contoh penentuan Idul Adha yang jatuh tanggal 10 Zulhijah, tentunya pemerintah telah mengamati terbitnya bulan sabit atau hilal mulai tanggal 30 bulan sebelumnya, yang jadi pertanyaan mengapa kok pelaksanaan Idula Adha maupun Idul Fitri berbeda dengan Negara Arab ? karena Alloh dan Roaululloh meberikan patokan awalnya tanggal hijriah harus berdasarkan terlihatnya Hilal, sehingga akat terjadi perbedaan antara Indonesia dengan Arab, oleh sebab selisih waktu, jangan di Indonesai yang jarakanya ribuan kilometer, dalam hadist ada riwayat antara Syam dan Mesir saja yang jaraknya hanya 1000 km, sudah terjadi perbedaaan penampakan hilal, sehingga waktu itu pelaksanaan solat Idul Fitri antara Syam dan Mesir juga beda hari.
Karena sangking penasaranya penulis untuk mencari kebenaran penentuan solat Idul Adha , maka mengamati terbitnya bulan setiap hari, dan ternyata telah membuktikan bahwa hari Senin malam (malam Selasa ) 4 Juli 2023 terlihat bulan bulat sempurna yang artinya ini paginya adalah tanggal 15 Zulhijah 1444 H dan apabila dirunut mundur ternyata untuk tanggal 10 Zulhijah adalah jatuh pada hari Kamis tanggal 29 Juni 2023 ,.
Meskipun adanya perbedaan saat Idul Adha untung saja tidak menjadikan keributan seperti waktu saolat Idul Fitri beberpa waktu lalu, karena pemerintah memberikan kebijakan cuti bersama sehingga yang berbeda tetap bisa beribadah menurut keyakinanya, tidak menimbukan polemik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Buka terus info, ambil artikel bermanfaat,sebarkan ke semua orang,
Untuk mencari artikel yang lain, masuk ke versi web di bawah artikel, ketik judul yang dicari pada kolom "Cari Blog di sini " lalu enter