MAKNA HARI ULANG TAHUN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA KE 77 DAN CERITA AYAH SAYA SAAT PENDUDUKAN PENJAJAH

MAKNA HARI ULANG TAHUN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA KE 77 DAN CERITA AYAH SAYA SAAT PENDUDUKAN PENJAJAH

17 Agustus 1945 TEPATNYA HARI Jum’at, di Jl. Pegangsaan Timur , no.56 , Jakarta, Bp.Soekarno dan Moh.Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia, tentu saja situasi yang belum benar-benar  aman karena sekian lama Indonesia dalam penjajahan baik dari Belanda dan dilanjutkan oleh  Jepang, dengan penuh keberanian anak bangsa untuk tampil menjadi proklamator.

Kemerdekaan sebuah bangsa adalah cita-cita setiap bangsa, karena penjajahan itu benar-benar menjadikan penderitaan tiada tara bagi umat manusia atau bangsa yang di jajah, tidak sedikit pengorbanan para pejuang baik dengan tenaga, harta bahkan nyawa.

Sebuah cerita langsung dari ayah saya yang lahir tahun 1936, walaupun saat itu belum dewasa, bahkan masih dibilang anak-anak, sudah merasakan betapa menderitanya di bawah tekanan para penjajah, sulitnya mendapatkan makanan apalagi pakaian, bisa dibilang tidak pernah makan nasi, adapun penganti nasi hanya makan bolgor, ketela, umbi-umbian yang jelas nilai gizinya tidak ada, yang sangat parah disaat penjajahan Jepang, hanya untuk mengganjal perut agar bisa bertahan hiduphanya makan rebusan bonggol pisang ( bagian bawah pohon pisang ) yang tentu saja tidak ada nilai gizinya,karena hasil pertanian seperti padi, jagung selalu dirampas oleh Jepang, sedangkan pakain hanya terbuat dari karung goni bekas.

Menurut cerita ayah saya cara perampasan harta rakyat oleh Jepang adalah sebagai berikut :

Setiap penduduk kampong di suruh membuat lobang di tanah, alasan untuk sembunyi apabila ada serangan musuh , karena saat pendudukan Jepang , Belanda masih ingin merebut untuk menguasai Indonesia kembali, dengan dalih seperti  itu agar rakyat bisa berlndung, kemudian Jepang membeikan informasi ke masyarakat agar apabila ada sirine di malam hari semua penduduk harus masuk ke dalam lobang tanah dan ditutup dengan bilik bambu di atasnya ( Gedhek ), nah disaat malam hari ada pesawat Jepang meraung-raung dengan sirine, semua penduduk masuk ke dalam Lobang , pada waktu bersamaan para tentara Jepang mengambili seluruh harta benda penduduk seperti Sapi, ayam, kambing, dan lain-lain, seperti itulah caranya sehungga rakyat benar-benar menderita.

Tahun ini kita sudah merdeka 77 tahun lamanya tentunya ini sudah cukup umur bagi sebuah bangsa, mestinya sudah menjadi Negara maju, bagaimana anak  negeri dalam memajukan Indonesia yang hasil dari jerih payah para pejuang kita ? kita tinggal menikmati , namun sayangnya justru untuk mengisi kemerdekaan ini justru ada oknum pejabat yang merusak anak bangsa melakukan tindakan-tindakan yang merugikan masyarakat luas karena menyalah gunakan kedudukanya karena memliki kekuasaan dan hanya untuk mementingkan diri sendiri dan kroni-kroninya.

Setiap peringatan ulang Tahun kemerdekaan disambut suka cita oleh warga dari tingkat Rt, RW dan Kelurahan , dengan mengadakan even-even lomba2 rakyat yang meriah, meluapkan kegembiraanya. TONTON VIDEO INI KLIK : LOMBA LUCU MAKAN KRUPUK KLAS BERAT Dan kalau di daerah jawa ada acara Tirakatan yaitu warga ngumpul bersama, nyanyikan lagu kebangsaan serta 17 agustus, kemudian pentas seni, makan-makan, dan doa.

 

Ada keluruhan di daerah Solo yang mengisi kemerdekaan dengan acara yang sangat positif yaitu untuk membangkitkan ekonomi warga  mengadakan even kuliner di halaman kantor kelurahan setiap sore hingga malam, yang mana penjualnya harus warga kelurahan tersebut , yaitu Kelurahan Kadipiro, Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, simak Video ini : KULINER RIA DIKALA SENJA 

Yang masih menjadi pertanyaan dengan 77 tahun merdeka, sudahkah rakyat benar-benar merasakan kesejahteraan sebagaimana termaktup sila ke 5 dalam dasar negara kita Pancasila ?ini menjadikan PR bagi para pemimpin negara ini dan tentunya bagi para wakil rakyat yang duduk di kursi DPR, sudahkan mereka mengakomodir kepentingan rakyat ?