Persiapan Timnas sepak bola Indonesia U-22 dalam rangka mempersiapakna diri untuk berlaga di ajang Sea Games 2019 di philipina , sudah diangkap cukup oleh sang Pelatih Indra Sjafri.
Dari hasil uji coba saat mengikuti kejuaran di China beberapa waktu lalu, melwan-tim-tim kuat seperti Arab saudi, Yordania, dan tuan rumah China, hasilnya tidka mengecewakan, kerjasama antar lini sudah terbentuk, dan terkhir telah melakoni uji coba dengan Timnas U-23 IRAN yang notabene pernah menjadi juara Asia 2 kali, dalam Uji coba pertama yang dilakukan di Stadion I Wayan Dipta , Gianyar, Bali Timnas Indonesia mampu menahan imbang 1-1, walupaun dalam permainan sebenarnya Timnas kita selalu di tekan, karena memanga para pemain Iran memiliki beberapa keunggulan selain memilki postur tubuh lebih tinggi juga memiliki teknik permaina baik dari segi individu maupun kerjasama tim lebih baik.
Dari laga pertama memang Indra Sjafri belum menampilkan formasi terbaiknya, masih melakukan percobaan pemain, namun berbeda saat laga ke 2 di Stadion Pakansari, Bogor.
Dalam laga ke 2 Iran tidak mau kecolongan di awal babak pertama langsung mencoba melakukan tekanan, namun para punggawa Garuda Muda rupanya sudah cukup siap, sehingga mampu meladeni permainan dengan sabar, sudah ada peningkatan cara membaca lawan, dan tim yang diturunkan olah Coach Idra Sjafri berbeda dengan yang diturunkan saat bermain di Gianyar, kali ini menurunkan Witan Sulaiman , yang memeiliki teknik tinggi dan dahulu biasa diduetkan dengan Eggy maulana Vikri, rupanya strategi menyimpan Witan Sulaiman ini sangta tepat, terbukti ini bisa membuat tim Iran terkejut dengan tusukan-tusukan yang dilakukan Witan Sulaiman pada menit ke 31, sang penjaga gawang Iran Meraj Esmaeili Esfahani mencoba menghalau , justru bola rebound mampu dimaksimalkan oleh Muhammad Rafli untuk dikonversi menjadi Goal, pada laga pertama di Bali goal Timnas Indonesia juga dicetak oleh Muhammad Rafli.
Dengan ketertinggalan 0-1 maka para pemain Iran meningkatkan serangan, sehingga karena dalam tekanan yang sangat berat, yang akhirnya pada menit ke 37 dengan terpaksa Febby Eka Putra menjatuhkan Youne Delfi di kotak terlarang, dan wasit memberikan hadiah pinalti untuk Iran, sang algojo Reza Shekari tidak menuia-nyiakan kesempatan dan melakukan tugas dengan sempurna sehingga mampu menyamakan kedudukan 1-1, sampai peluti babak pertama ditiup wasit kedudakan tetap berimbang.
Memasuki babak ke 2, rupanya Iran tidak ingin pulang dengan tangan hampa, sang pelatih langsung menginstruksikan para pemainya untuk mneggempur pertahanan Indonesia, untuk merespon ini maka Indra Sjafri memasukan pemain pilar , Eggy Maulana Vikri, Sadil Ramdani, dan Zulfiandi, ke tiga pemian ini memiliki kelebihan masing-masing yang sepertinya tidak diantisipasi oleh pelaith Iran, kita semua tahu Eggy Maulana Vikri adalah pemain Licia Gdank yang merupakan pemuncak klaseman di Polandia, Sadil memiliki Gocekan pecel lele dan tendangan Canon Ball, Zulfiandi memiliki mental kuat dalam meredam serangan lawan, strategi ini cukup ampuh, sehingga pada menit ke 85 Eggy Maulana Vikri berhasil menceploskan bola ke gawang setelah mendapat umpan manis dari Rahmat Iriyanto, setelah bekerjasama apik satu dua dengan Muhammad Rafli, saat mendapatkan trough pass , sebenarnya Iriyanto sudah lolos dari kawalan pemain belakang Iran, namun keputusan yang sangat tepat mengirim bola ke Eggy Maulana Vikri yang tidak terkawal, dan Eggy mampu menjawab dengan menciptakan goal, dan sampai menit terakhir maka kedudukan 2-1 untuk kemenangan Timnas Garuda muda.
Tentunya ini sebuah hasil positif dan memupuk kepercayaan para pemain muda kita dalam menghadapi laga perdana dengan Thailand.
Dari hasil uji coba saat mengikuti kejuaran di China beberapa waktu lalu, melwan-tim-tim kuat seperti Arab saudi, Yordania, dan tuan rumah China, hasilnya tidka mengecewakan, kerjasama antar lini sudah terbentuk, dan terkhir telah melakoni uji coba dengan Timnas U-23 IRAN yang notabene pernah menjadi juara Asia 2 kali, dalam Uji coba pertama yang dilakukan di Stadion I Wayan Dipta , Gianyar, Bali Timnas Indonesia mampu menahan imbang 1-1, walupaun dalam permainan sebenarnya Timnas kita selalu di tekan, karena memanga para pemain Iran memiliki beberapa keunggulan selain memilki postur tubuh lebih tinggi juga memiliki teknik permaina baik dari segi individu maupun kerjasama tim lebih baik.
Dari laga pertama memang Indra Sjafri belum menampilkan formasi terbaiknya, masih melakukan percobaan pemain, namun berbeda saat laga ke 2 di Stadion Pakansari, Bogor.
Dalam laga ke 2 Iran tidak mau kecolongan di awal babak pertama langsung mencoba melakukan tekanan, namun para punggawa Garuda Muda rupanya sudah cukup siap, sehingga mampu meladeni permainan dengan sabar, sudah ada peningkatan cara membaca lawan, dan tim yang diturunkan olah Coach Idra Sjafri berbeda dengan yang diturunkan saat bermain di Gianyar, kali ini menurunkan Witan Sulaiman , yang memeiliki teknik tinggi dan dahulu biasa diduetkan dengan Eggy maulana Vikri, rupanya strategi menyimpan Witan Sulaiman ini sangta tepat, terbukti ini bisa membuat tim Iran terkejut dengan tusukan-tusukan yang dilakukan Witan Sulaiman pada menit ke 31, sang penjaga gawang Iran Meraj Esmaeili Esfahani mencoba menghalau , justru bola rebound mampu dimaksimalkan oleh Muhammad Rafli untuk dikonversi menjadi Goal, pada laga pertama di Bali goal Timnas Indonesia juga dicetak oleh Muhammad Rafli.
Dengan ketertinggalan 0-1 maka para pemain Iran meningkatkan serangan, sehingga karena dalam tekanan yang sangat berat, yang akhirnya pada menit ke 37 dengan terpaksa Febby Eka Putra menjatuhkan Youne Delfi di kotak terlarang, dan wasit memberikan hadiah pinalti untuk Iran, sang algojo Reza Shekari tidak menuia-nyiakan kesempatan dan melakukan tugas dengan sempurna sehingga mampu menyamakan kedudukan 1-1, sampai peluti babak pertama ditiup wasit kedudakan tetap berimbang.
Memasuki babak ke 2, rupanya Iran tidak ingin pulang dengan tangan hampa, sang pelatih langsung menginstruksikan para pemainya untuk mneggempur pertahanan Indonesia, untuk merespon ini maka Indra Sjafri memasukan pemain pilar , Eggy Maulana Vikri, Sadil Ramdani, dan Zulfiandi, ke tiga pemian ini memiliki kelebihan masing-masing yang sepertinya tidak diantisipasi oleh pelaith Iran, kita semua tahu Eggy Maulana Vikri adalah pemain Licia Gdank yang merupakan pemuncak klaseman di Polandia, Sadil memiliki Gocekan pecel lele dan tendangan Canon Ball, Zulfiandi memiliki mental kuat dalam meredam serangan lawan, strategi ini cukup ampuh, sehingga pada menit ke 85 Eggy Maulana Vikri berhasil menceploskan bola ke gawang setelah mendapat umpan manis dari Rahmat Iriyanto, setelah bekerjasama apik satu dua dengan Muhammad Rafli, saat mendapatkan trough pass , sebenarnya Iriyanto sudah lolos dari kawalan pemain belakang Iran, namun keputusan yang sangat tepat mengirim bola ke Eggy Maulana Vikri yang tidak terkawal, dan Eggy mampu menjawab dengan menciptakan goal, dan sampai menit terakhir maka kedudukan 2-1 untuk kemenangan Timnas Garuda muda.
Tentunya ini sebuah hasil positif dan memupuk kepercayaan para pemain muda kita dalam menghadapi laga perdana dengan Thailand.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Buka terus info, ambil artikel bermanfaat,sebarkan ke semua orang,
Untuk mencari artikel yang lain, masuk ke versi web di bawah artikel, ketik judul yang dicari pada kolom "Cari Blog di sini " lalu enter