MEMECAHKAN MASALAH KEMACETAN DI KOTA BESAR MAUPUN KECIL
Macet... bikin stres, pusing , gerah dan ini terjadi hampir diseluruh kota di Indonesia terutama kota-kota besar seperti Jakarta dan lain sebaginya.
Mengapa hal ini terjadi dan sepertinya belum ada solusi yang tepat untuk penyelesaianya ?Banyak faktor penyebab kemacetan,diantaranya banyaknya kendaraan sehingga volume kendaraan dijalanan over kapasitas dari jalan yang tersedia, ketidak disiplinan pengendara yang suka melanggar rambu-rambu lalulintas, tatakota yang tidak tepat dan masih banyak lagi.
Tidak dipungkiri bahwa orang-orang kaya di ibukota yang berkelebihan uang tidak hanya memiliki 1 mobil, karena merasa mampu untuk membeli, ini tidak menutup kemungkinan masing-masing anggaota keluarga masing-masing dibelikan mobil, dari sekian banyak keluarga kaya yang memiliki mobil tentunya setiap hari menggunakan mobil untuk mobilitasnya, hal seperti ini yang bisa juga menyebabkan volume kendaraan di jalan membludak, memang sebuah dilema, apabila dilakukan pembatasan kepemilikan mobil nanti pemerintah dianggap membatasi hak asasi warganya, disis lain orang kaya juga ingin menunjukan harga diri dan prestise karena kepemilikan mobil sampai saat ini masih menjadi tolok ukur strata atau kelas dari sebuah keberhasilan yang menjadi kebanggaan pribadi.
Kesibukan Ibukota tidak bisa dipungkiri, semua ingin serba cepat dan tergesa-gesa, semua memburu waktu demi tujuan masing-masing, karena kondisi inilah bisa menyebabkan ketidak disiplinan warga di jalan, tidak sedikit yang suka melanggar rambu-rambu lalulintas, saling serobot,terutama pengendara sepeda motor, yang mana hal seperti ini bisa menyebabkan kesemrawutan sehingga menimbulkan kemacetan.
Pemerintah sudah mencoba beberapa alternatif untuk mengurai kemacetan dengan kebijakan-kebijakanya diantaranya pada ruas jalan protokol diterpakan Tree in One, namun ternyata cara ini justru dimanfaatkan orang untuk berbisnis menjadi joki, yang mana disebabkan pemilik mobil pribadi tetap saja tidak mengangkut seluruh anggaota keluarga untuk satu tujuan yang sama, sehingga tetap saja membawa mobil masing-masing, pemerintah mencoba membangun busway yang khusus untuk jalur bus, akan tetapi sepertinya ini juga kurang mengena, karena tidak semua penduduk kota menggunakan fasilitas tersebut, bahakan dengan ketidak siplinan oknum warga Jakarta, suka melawan arus, juga pengendara mobil maupun motor nekat menerobos jalur tersebut yang malah menyebabkan kecelakaan dan kemacetan, adalagi sebuah usaha yaitu membangun MRT, namun karena proses politik justru malah pembangunan tidak berlanjut sehingga mangkrak, dan uang sudah terlanjur terhambur sangat banyak namun tidak terfungsikan, yang akhir-akhir ini coba diterpakan system Ganjil genap, dimana kendaraan bernomor Genap bolah jalan di tanggal genap demikian sebaliknya nomor ganjil hanya boleh jalan di tanggal ganjil ini meniru yang diterpakan di India, namaun apakah sudah efektif ? masih menunggu perkembangan, sayangnya masih saja ada warga jakarta yang masih belum bisa melaksanakan dengan terbukti masih adanya bebrapa yang kena tilang.
Terus Kemudian apa langkah yang efektif untuk mengurangi kemacetan ?
Masiha ada beberapa Alternatif :
1. System Zonasi
Seperti yang dilaksanakan di kota Solo saat ini bahwa penerimaan Siswa baru menggunakan system Zonasi yang mana membatasi siswa baru boleh mendaftar ke sekolah lanjutan dengan jarak batas maksimum hanya 3 km dari tempat tinggalnya, makanya ada program-program pemindahan sekolah ke wilayah-wilayah yang agak jauh dari pusat kota dengan tujuan untuk menjaring calaon didik baru agar tidak terpusat dalam kota, walaupun kemarin pada tahap awal ada sedikit masalah diantaranya sekolah-sekolah yang ada dalam kota yang dahulunya sekolah favorit justru kekurangan siswa, namuan akhirnya bisa diatasi dengan menerima calaon didik baru dari luar wilayah Zonasi yang belum mendapatkan sekolah negeri, bisa di tampung, sehingga kuota kelas bisa terisi dan terpenuhi.
Adapun keuntungan system Zonasi ini bisa menghilangkan Gap antara sekolah Favorit dan non Favorit, juga kemacetan bisa dikurangi, mungkin hal ini bisa juga dipraktekan di ibukota , Jakarta.
Bisa juga system Zonasi ini diterpakan dalam perekrutan tenaga kerja baik perusahaan swasta maupun pemerintah, terutama dalam penerimaan CPNS, atau staf -staff kantor pemerintah
2. Pembatasan kepemilikan Mobil Pribadi
Mungkin kebijakan ini kurang elit, karena akan banyak sekali faktor yang terpengaruh, yang mana nyatanya saat ini orang kaya digarasi rumahnya tidak hanya 2 atau 3 mobil bahkan bisa puluhan, padahal satu anggaota keluar tidak mungkin keluar rumah dengan menaiki lebih dari 1 mobil, namun dari segi bisnis kalau ada pembatasan mestinya akan menjadi keluahan para dealer mobil maupun pabrikan mobil sehingga pendapata pajak pemerinath dari segi ini bisa berkurang, ini bagaikan makan buah simalakama.
3. Dibuat jembatan interkonek antara gedung-gedung bertingkat.
Mungkin ide ini tidak masuk akal, tapi coba perhatikan gedung-gedung bertingkat yang ada di Jakarta saling berdekatan, untuk mencegah kemacetan juga menghemat biaya bisa saja di bagian atas gedung-gedung ( ketinggian di atas 5 meter dari atas permukaan tanah atau lebih ) tersebut dihubungkan dengan jembatan-jembatan saling berhubungan namun jembatan boleh dilalui sepeda atau pejalan kaki, jadi untuk karyawan yang ada tugas luar yang kemungkinan ada hubungan dengan kantor lain bisa melewati jembatan penghubung tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Buka terus info, ambil artikel bermanfaat,sebarkan ke semua orang,
Untuk mencari artikel yang lain, masuk ke versi web di bawah artikel, ketik judul yang dicari pada kolom "Cari Blog di sini " lalu enter