Agustus 25, 2018

7 FAKTOR PENYEBAB KEKALAHAN TIMNAS U-23 DARI UEA

TIMNAS INDONESIA TERSINGKIR DI BABAK 16 BESAR, INI PENYEBABNYA.

Timnas Indonesia sempat membuat was-was saat penyisihan group A, sebelum mampu menundukan Hongkong, yang mana saat itu baru mengumpulkan 6 angka dari 2 kali kemenangan setelah melakoni 3 laga, dengan posisi ke 3 maka mau tidak mau harus mampu mengalahkan Timnas Hongkong kalau ingin maju ke babak 16 besar,apabila seri saja sudah pasti tersingkir apalagi sampai kalah, namun perlu diacungi jempol semangat juang dari para penggawa garuda muda, sempat ertinggal 0-1 di babak pertama namun akhirnya mampu mengandaskan Hongkong dengan skor telak 3-1, otomatis niali yang dikumpulkan adalah 9 dan memuncaki klasemen group A untuk maju ke babak knok down atau system gugur.

Pertandingan babak 16 besar kebetulan bertemu dengan tim dari Uni Emirat Arab, dari segi tknik dan permainan tim sebenarnya timnas Indonesi lebih unggul, namun sebuah catatan betapa lemahnya jantung pertahanan sisi kiri, sangat mudah diekploitasi oleh pemain sayap kanan dari UEA, mestinya dari 15 menit pertama pelatih harus bisa membaca kelemahan ini dan melakukan perubahan, namun ternyata kejadian berlarut-larut dan selalu saja menjadi titik lemah.

Di babak pertama pada menit 21 Timan UEA mampu unggul 1-0 setelah mendapat hadiah pinalty karena pelanggaran yang dialkukan pemain Indonesia di kotak terlarang.
Memasuki babak ke 2 pelatih timnas Indonesia  melakukan perubahan strategi dengan memasukan Septian David, sehingga permainan semakin berkembang dan terus menekan pertahanan lawan, pad a suata kesempatan dengan kerjasam yang apik dan kemampuan dari Sepetian David memberikan umpan silang ke tiang jauh yang mampu dikonversikan menjadi gol oleh Beto, begitu kedudukna berimbang 1-1, mulailah para pemain UEA mengeluarkan jurus lebay dengan menjatuhkan diri di tengah lapangan untuk mendelay permainan dan memprovokasi para pemain Indonesia.
Sebuah keputusan kontroversial yang diambil oleh wasit dari Australia menunjuk titik putih saat pemain UEA jatuh di kotak pinalti padahal tidak ada sentuhan berupa pelanggaran, pemain tersebut jatuh sendiri saat mencoba meraih bola, namun wasit sangat ceroboh, sehingga menunjuk titik putih yang bisa diseslsaikan dengan baik dengan mengecoh penjaga gawang andritani.

Ketinggala 1-2 semangat juang para pemain tidak kendor , selalu mengancam gawang lawan, dan hasilnya di masa injuri time umpan terukur bisa dimanfaatkan oleh Stevano Lilipaly dengan gol yang cantik sehingga mampu menyamakan kedudukan 2-2, yang akhirnya dilakukan perpanjangan waktu, sayangnya dalam perpanjangan waktu timnas Indonesia tidak mampu mencetak gol, walaupun memiliki keunggulan stamina dan teknik, sehingga untuk mancari pemenang harus dilakukan adu pinalti.

Sayang dari adau pinalti ada 2 tendangan pemain Indonesia yg tidak menjadi gol yaitu tendangan septian David yang melambung di atas mistar gawang dan tendangan Sadi Ramdani yang mamapu diantisipasi oleh penjaga gawang UEA karena tendangan Sadil sangat lemah.

Nah dari pertandingan tersebut ternyata ada 7 faktor penyebab kekalahan Timnas Indonesia :
1. Lemahnya pertahanan sisi kiri.
2. Febri Haryadi bermain terlalu sering ke belakang membantu pertahanan, padahal ekplosif nya itu sangat ditakuti lawan, dengan posisi Febri agak mundur, maka pertahanan UEA agak rinagn sehingga bisa membantu penyerangan.
3. Kurang jelinya pelatih memilih pemain belakang di sisi kiri.
4. Di masa perpanjangan waktu mestinya Evan Dimas tidak perlu di ganti karena masih on fire.
5. Cengengnya para pemain UEA dengan berjatuhan di Lapangan untuk mendelay permainan, mestinya ini wasit memberikan kartu kuning.
6. Tidak jelinya wasit dalam memimpin pertandingan, mestinya saat Ilhamudin dilanggar dengan keras harus pemain UEA di ganjar kartu merah.
7.PALING PARAH ADALAH SAAT WASIT MEMBERIKAN HADIAH PINALTI KE 2, wasit seperti itu tidak pantas memimpin pertandingan internasional, mestinya AFC mencopot wasit seperti itu.

Seharusnya AFC ataupun FIFA membuat regulasi, bagi pemain-pemain lebay seperti model dan gaya klasik para pemain dari jazirah Arab yang pura-pura jatuh untuk mendelay permainan diberi kartu kuning dan skorsing, karena itu tidak menunjukan jiwa sportiftas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Buka terus info, ambil artikel bermanfaat,sebarkan ke semua orang,
Untuk mencari artikel yang lain, masuk ke versi web di bawah artikel, ketik judul yang dicari pada kolom "Cari Blog di sini " lalu enter