Maret 25, 2018

TIMNAS U-19 ingin MENGALAHKAN TIMNAS JEPANG ( JAPAN ) ?

Kemampuan Timnas U- 19 Indonesia

     Lihat pertandingan uji coba antara Timnas U-19 Indonesia dengan Timnas U-19 Jepang ( Japan ) tgl 25 Maret 2018 malam ?  Mungkin banyak yang berdalih... ach..itu hanya sekedar uji coba, tidak berpengaruh apa-apa.... saya kira pernyataan ini salah besar, apapun alasannya dalam sebuah  pertandingan sepak bola baik nasional maupun internasional, persahabatan maupun even resmi tetap saja merupakan tolok ukur sebuah keberhasilan, tak terkecuali.
     Mungkin seluruh pecinta sepak bola Nasional punya harapan dan angan-angan akan mampu menggulung timnas U-19 jepang, menengok dari hasil kejuaraan Jenesey untuk U-16 di jepang yang notabene mampu menundukan Tim U-16 Jepang di kandang Jepang, lagian ini tim U-19 berlaga di rumah sendiri, didepan para pendukung fanatiknya..... tapi apa yang terjadi ? Timans Indonesia dilibas 1-4, bagi saya sebagai anak bangsa merasa prihatin bahwa persepakbolaan tanah air belum bisa berbuat banyak.
     Menengok dari proses jalanya pertandingan, sangat jelas timnas Indonesia tidak punya bentuk tidak punya pola, tidak punya fighting spirit, ini sepertinya pelatih Bima Sakti belum mampu meramu tim terbaik, belum bisa mendalami karakter pemain untuk dipadukan sebagi sebuah kekuatan, pemain yang awalnya sudah terbina saat ditangani coach Indra Safri, sepertinya kehilangan roh sepak bola, di babak pertama Timnas Jepang masih sangat hati-hati membaca dan mempelajari permainan Timnas Indonesia, terbukti hanya mampu meceploskan bola ke gawang yang berbuah gol hanya 1, dari gol yang tercipta sangat mencolok sekali koordinasi permianan Timnas Indonesia sangat kacau, belum bisa melakukan penetrasi, belum bisa membaca permainan Jepang, Egy Maulana Vikri sepertinya terbebani mental yang sangat berat sehingga belum bisa menunjukan kemampuan sesungguhnya, yang dulunya sanagt ekplosif, dalam pertandingan tersebut tidak nampak, Sadil Ramdani yang dulu juga sangat ekplosif ,saat menghadapi Jepang juga mati kutu, mengapa ? karena Timnas Indonesai tidak pemain tengah yang mumpuni atau karena kesalahan strategi, mestinya Witan Sulaiman dimasukan di babak pertama untuk mensuport Egy Maulana, karena sebenarnya dua pemain ini sudah padu, sudah bisa mengerti ke mana harus bergerak dan menempatkan posisi, selain daripada itu, sepertinya anak-anak kurang lepas dalam bermain, seperti ketakukan dengan nama besar Jepang, aliran bola tidak jelas, sangat mudah diintersep, lebih-lebih sepertinya mereka sangat enggan mengalirkan bola ke Egy Maulana vikri.
     Memasuki babak ke dua Timnas Jepang baru menunjukan karakter sepak bola sesungguhnya, seteleh bisa membaca dan menganalisa kekuatan timnas Indonesia di babak pertama, mereka bermain cepat, pasing yang akurat memporak porandakan pertahanan Timnas Indonesia, terbukti terciptanya 3 buah gol, dan pola menyerangnya sangat efektif, dalam bertahanpun juga sangat lugas.
     Terus apa yang harus dilakukan ke depan ? Pelatih Bima Sakti harus bisa membaca karakter pemain anak asuhnya, harus bisa meningkatkan kerjasama yang kompak, kecepatan dan kekuratan pasing harus diasah lagi, yang jelas harus mampu memompa dan motivasi semangat juang para pemain, tapi secara jujur menurut pengamatan saya .. maaf sepertinya pelatih belum mampu menerapkan itu semua, haruskah kita pesimis ? Mampukan pelatih Bima Sakti memanfaatkan waktu yang sempit untuk menghadapi even sesungguhnya ?Kalau yang U-16 bisa berprestasi mengapa yang U-19 malah mlempem ? padahal dua tahun lalu ada sebuah asa, ada sebuah harapan untuk sepak bola Indonesia.... tapi kalau melihat pertandingan persahabatan dengan Jepang koq... sepertinya semangat jadi kendor....
    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Buka terus info, ambil artikel bermanfaat,sebarkan ke semua orang,
Untuk mencari artikel yang lain, masuk ke versi web di bawah artikel, ketik judul yang dicari pada kolom "Cari Blog di sini " lalu enter