Maret 16, 2017

MENGENAL POLYESTER : CARA PEMBUATAN BENANG SYNTHETICS POLYESTER DTY SEBAGAI BAHAN KAIN

BENANG SYNTHETICS POLYESTER

Melanjutkan cara pembuatan benang synthetics yang pada tahap sebelumnya sudah sampai pada pembuatan POY, karena POY masih merupakan benang mentah yang belum bisa ditenun karena masih memilki elongation yang cukup tiggi dan susunan rantai polymer masuh berbentuk amorphous,maka diperlukan proses selanjutnya yaitu dengan cara dijadikan benang texturized atau benang Full draw, yang terkenal draw texturized Yarn ( DTY ) dan Fully Draw Yarn ( FDY ) atau FOY,yang mana penysusn rantai Polyester menjadi terkristalkan ( proses kristalisasi ) sehingga nilai elongationya ( kemuluran )sangat rendah akan tetapi memiliki kekuatan tarik atau tenacity lebih tinggi,
Proses pembuatan benang texturized prinsipnya adalah benang POY di lakukan penarikan dengan perbandingan tarikan dari rol pertama dengan rol ke dua yang biasa dikenal dengan draw ratio, melalui pemanasan pada heater dengan suhu tertentu pada titik optimem kristalisasi, dari sifat benang tersebut sambil dilakukan pemuntiran dengan istilah twist, adapun bentuk twist ada yang searah jarum jam dan ada yang berlawanan dengan jarum jam, dengan proses tersebut maka benang POY terkristalisasi sehingga memilki tekstur yang lembut.
BACA JUGA ARTIKEL INI : AWAL PEMBENTUKAN BENANG SYNTHETICS POLYESTER POY
Dalam proses pembuatan benang texturized bisa dilakukan modifikasi-modifikasi jenis benang, diantaranya benang Rotoset, benang soft package, benang non Rotoset, benang single , benang double,bamboo yarn bahkan bisa dikombinasi denagn POY yang belum terkristalisasi yang menjadi benangBSY ( bi Shrinkage yarn ) atau ITY ( Inner Texturized Yarn ), Micro yarn, semi micro Yarn dan variasi denier yang bermacam-macam.
BACA JUGA ARTIKEL INI : SKEMA PROSES PEMBUATAN POLYESTER
benang Rotoset adalah benang texturized yang dibuat simpul-simpul ( kelombang ) pada jarak tertentu misal setiap meter benang terdapat berapa simpul, sedangkan benag soft package adalah benang txturized yang sangat soft ( gembur ) dalam gulunaya, ini sangat mudah menyerap zat warna dalam proses pencelupan, sedangkan benang singe adalah benang tunggal dari textuized, untuk double biasanya apabila customer menghendaki benang dengan denier sangat besar.
Apa yang harus dikontrol dalam proses ini ? Quality Assurance harus mengontrol dan memantau parameter proses untuk menjaga kestabilan kondisi proses, agar kualitas benang yang dihasilkan memenuhi stndart yang telah ditentukan.
Dalam hal ini harus dikontrol antara lain, speed ( kecepatan laju benang ) , draw ratio atau perbandingan tarikan, suhu heater, winding time, jalur benang harus benar-benar melewati jalur yang semestinya misal melewati heater, melewati roll oil, dll
Disamping itu harus mengontrol hasil benang seteleh doffing, doffing adalah waktu panen benang setelah waktu proses tertentu selesai, dari hasil produk tersebut harus di cek berat benang, diameter gulungan benang, Hardness ( kekerasan ), loop, Broken Filament, Flay Filament,paper tube demage ( collap ).
Buka artikel ini : MESIN DTY 
 
Kemudian apa yang harus diuji seteleh benang tersebut jadi ? sangatlah penting untuk melakukan pengujian kualitas terhadap hasil produk benang tersebut antara lain :
1. Denier
2. Elongation
3. Tenacity
4. Jumlah Rotoset ( untuk benang roto )
5. Twist 
6. Shrinkage
7.Crimp Contraction
8.Oil pick up
9. Dye ability
kita bahas mengenai pengujian :
1. Denier
    Adalah satuan berat benang sepanjang 9000 meter, misal denier 75/36 ini benang yang memiliki jumlah filament 36 helai berarti memiliki berat sebesar 75 gram, hal ini perlu di ketahui karena nantinya akan snagt berpengaruh total berat dala satu gulungan, juga bisa untuk meprediksi panjang kain saat dilakuakn proses pertenunan.
2. Elongation
    Adalah nilai kemuluran benang texturized yag telah mengalami kristalisasi karena akibat penarikan dari benang POY, dan umumnya benang Teturized ini masi memiliki niali kemuuran antara 20-22 %
3. Tenacity
    Adalah nilai kekuatan tarik dari beang tersebut setelah dilakukan penarikan maksimum terhadap bebat tertentu, misal 10 Newton atau 100 newton, dengan satuan gram/denier.
4. Jumlah Rotoset
    Adalah menguji jumlah simpul setiap satu meternya, tujuan dibuat simpul adalah untuk memperlancar dalam proses penenunan selanjutnya dan mengurangi broken filament
5.Twist
   Adalah jenis puntiran saat pemebntukan tektur benang pada roll twist, adapun ada dua jenis arah yaitu arah Z ( searah jarum jam ) dan twist S ( berlawanan jarum jam ). namun jumlah twist ( plintiran tidak boleh terlalu banyak karena ini akan menyebabkan terplinitrnya benang saat ditenun )
6.Shrinkage
    Adalah nilai perubahan panjang ( kemengkerutan ) dari pada benang akibat kena panas pada suhu tertentu.
7. Crimp Contraction
   Adalah nilai kekeritingan benang akibat proses panas pada proses pembuatan benang, sehingga membentuk bulky.
8. Oil Pick up
    Adalah kandungan oil yg terserap benang pada roll oil, adapaun tujuan adanya oil untuk menghilangkan elektrostatic benang, sehingga tidak terjadi broken filament dan loopy.
Namun ada juga type benang yang tidak menggunakan Oil yang disebut Soft Package, ini benang spesial karena diwinding dengan plastic tube.
9. Dye ability
    Adalah kemampuan daya serap serat synthetics terhadap zat pewarna, hal ini biasanya dilakuakn proses pengujian dengan aplikasi peawrna tertentu di laboratorium dengan skala greyscale 4/5, dan bisa menggunakan pewarna dasar biru.

SYSTEM PENOMORAN ATAU CODIFIKASI BENANG UNTUK TTREACEABILITY
Dalam mesin DTY ada namanya Spindle yang mana adalah tempat menggulung benang yang menggunakan papaer tube atau plastic tube, sebelum papaer tube atau plastik dipasang pada spindle, maka di beri tanda atau kode di dalamnya yaitu berupa nomor Lot atau merge yang berisi nomor dari hari, tanggal tahun produksi juga nomor posisi dari spindle yang diawali dengan kode khusus untuk tipe benang yang diproduksi misal, single, duobling dan lain-lain.
Adapun tujuan penomoran ini utnuk malakukan peneulusan apabila dalam pengujian, atau proses di customer ditemukan masalah, sehingga bisa dicegah untuk produk berikutnya, atau bisa jadi posisi pada mesin DTY ada yang bermasalah, misalnya kondisi heater, pengoilan atau yang lain.

SYSTEM SEGRAGASI HASIL PRODUKSI BENANG 
Segragasi adalah proses pengelompokan atau pemisahan benang berdasar grade, adapun grade atau klasisfikasi pengelompokan benang disebabkan oleh beberapa faktor:
1. Ukuran diameter benang
2. Kondisi fisik benang misalnya gembur, hardness tidak sesuai yang dinginkan,adanya loop, broken 
    filament, over fly filament, kotor dll
Semua point tersebut dikontrol dan di lakukan oleh bagian Quality Ansurance dan proses Control.
sedangkan bagaian Quality Control melakukan segragrasi berdasarkan kualitas benang baik dari :
Kekuatan tarik, Crimp Contraction, Crimp Stability, kandunag Oil, Tenasity, Elongation, Dyability
dan lain sebagainya.
Selanjutnya pengelompokan dan pemisahan benang di kirim ke Unit Packing untuk dilakukan pengepakan berdasarkan Grade hasil segragasi.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Buka terus info, ambil artikel bermanfaat,sebarkan ke semua orang,
Untuk mencari artikel yang lain, masuk ke versi web di bawah artikel, ketik judul yang dicari pada kolom "Cari Blog di sini " lalu enter

POLYESTER

INFO LOWONGAN DI PT.UBM

Miftakhul Adnan Auliyanto Miftakhul Adnan Auliyanto ...

POLYESTER,CARA MEMBUAT RUANG LABORATORIUM, KARUNGPLASTIK,MELT INDEX,OBAT JANTUNG,OBAT ASAM LAMBUNG