FENOMENA LEBARAN DALAM MERAYAKAN IDUL FITRI
Bagi orang Islam yang beriman dan bertaqwa dengan
sungguh-sungguh menjalankan perintah Allah untuk menjalankan Ibadah puasa Ramadhan
1 bulan penuh ( bisa 29 atau 30
hari tergantung keberadaan hilal dan hisaban ) perjuangan selama 1 bulan untuk menahan lapar,
dahaga dan hawa nafsu menjadikan perjuangan yang amat berat dan panjang, tetap
dilakukan demi meraih surganya Allah, dan terhindar dari siksaan Allah di hari
akhir nanti.
Tak jarang yang tidak kuat menjalankan ibadah puasa ini walaupun
dalam KTP kolom agama tertulis Islam, sehingga kita sering menjumpai
dipinggir-pinggir jalan banyak warung makan masih melakukan aktifitas sebagaimana hari-hari biasa, dan tidak sedikit pula disiang hari orang-orang
dewasa makan di warung-warung tersebut tanpa merasa rikuh walaupun mereka
mengetahui bahwa bulan tersebut adalah bulan Ramadhan.
Kita semua berasumsi bahwa Indonesia adalah negara
dengan pendunduk beragam Islam terbesar di
Dunia, namun hal ini sebenarnya menurut pengamatan kami tidaklah selalu benar,
mungkin data statistik di pemerintahan memang terdaftar
banyak yang beragama
Islam, namun menurut realita, bahwa sebenarnya di Indonesia ini sangatlah
majemuk sangatlah heterogen dengan bermacam-macam kepercayaan, ada Islam, Islam abangan,
Aliran kepercayaan, Hindu, Budha,Kejawen,
dan tidak sedikit juga yang tidak punya agama atau malah tidak percaya dengan
adanya Tuhan.
Puasa Ramadhan telah berlalu, seolah-olah perjuangan selama 1 bulan tertuntaskan sudah, sehingga disaat
pemerintah menentukan hilal akan datangnya tanggal 1 syawal sontak semua
bergembira, bersuka ria, semua disambut dengan penuh persiapan, seakan-akan
hari raya Idul Fitri merupakan hal yang sangat istimewa, tak terkecuali bagi
seluruha rakyat Indonesia dari segala macam kepercayaan dan agama tumpah ruah
untuk merayakannya, dan sudah menjadi budaya, sehingga hingar bingar
perayaan tersebut dimeriahkan dengan segala macam cara,
ada yang berduyun-duyun mudik ke
kampung halaman menempuh jarak ribuan
kilometer, menjadikan jalanan macet, dengan perjuangan
yang berat namun penuh semangat dan tak sedikit justru sangking
semangatnya menjadi korban kecelakaan,
semua demi bertemu dengan sanak saudara
dan handai taulan, seolah-olah mereka semua telah
mencapai sebuah kemenangan dari peperangan yang sangat
besar, ini tak
terkecualai o rang-orang yang sebenarnya tidak pernah menjalankan
ibadah puasa.
Dalam menyambut hari raya Idul Fitri semua telah dipersiapkan
jauh hari sebelumnya, suatu hal yang sangat naif dalam mempersiapkan perayaan
tersebut karena kepepet akan kebutuhan dan biaya yang
diperlukan ada juga yang tadinya tidak ada niatan jadi penjahat, justru malah
melakukan tindak kejahatan dengan merampok, bahkan sampai membunuh korbanya
hanya dengan dalih untuk memenuhi kebutuhan saat Lebaran, kalau
hal seperti ini terus apa makna dari Lebaran itu sendiri ?
Sebaiknya kita menyikapi lebih arif tentang perayaan idul Fitri sehingga tidak
mengurangi makna dan perintah dari Allah dan Rosululloh,
kadang orang justru
kebablasan dalam memaknai Idul Fitri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Buka terus info, ambil artikel bermanfaat,sebarkan ke semua orang,
Untuk mencari artikel yang lain, masuk ke versi web di bawah artikel, ketik judul yang dicari pada kolom "Cari Blog di sini " lalu enter